Kamis, 17 Oktober 2013

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM METERI PERKALIAN PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI VARIASI METODE KUMON (PTK di Kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis)




A. Judul
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM METERI PERKALIAN PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI VARIASI METODE KUMON (PTK di Kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis)
B.     Nama Penulis
Okoy Koyum, S.Pd. SD
C.    Abstrak dan Kata Kunci
ABSTRAK
Kata Kunci: KBM Perkalian, Hasil Belajar Siswa, dan Variasi Metode Kumon
Penelitian yang berfokus pada upaya guru meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran perkalian dengan menggunakan variasi metode Kumon ini dilakukan dalam rangka memperbaiki kinerja guru dan siswa secara inovatif dan kolaboratif.Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa yang sebelumnya diketahui kurang memenuhi harapan pembelajaran. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis Tahun Ajaran 2011/2012, yang berjumlah 16 orang.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2011.Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian tindakan yang alurnya, yaitu membuat perencanaan tindakan, melaksanakan tindakan dalam pembelajaran, mengobservasi tindakan, dan merefleksi tindakan.Hasil refleksi tersebut digunakan untuk mengambil keputusan.Adapun data penelitian berupa catatan lapangan, catatan hasil pengamatan, dokumentasi perencanaan, dan hasil menulis.Instrumen pengumpulannya adalah pedoman observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data dengan teknik kualitatif model mengalir, meliputi tahap reduksi data, pemaparan data, verifikasi, dan penyimpulan data. Untuk menguji keabsahan data dilakukan pengecekatan ulang (triangulasi) dengan kolabolator dan siswa.Setelah menyelesaikan penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut.Variasi metode Kumon dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis Tahun Ajaran 2011/2012 dalam pembelajaran matematika tentang perkalian.Hal ini dapat diketahui dari peningkatan hasil belajar siswa yang terjadi dalam setiap siklus PTK.
D.    Pendahuluan
a.      Latar Belakang Masalah
           Keberhasilan pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar, khususnya di Sekolah Dasarakan menjadi faktor penentu keberhasilan pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan berikutnya. Hal ini dapat dimaklumi, tentunya dengan berbagai alasan yang normatif, terutama karena pada jenjang pendidikan dasar ini siswa dibekali dengan berbagai kemampuan dasar matematika, seperti yang telah ditetapkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekolah dasar khususnya untuk Mata Pelajaran Matematika di masing-masing kelas. Tanpa memiliki kemampuan yang sangat mendasar ini, tidak mungkin mampu menguasai kemampuan selanjutnya. Itu sebabnya, demi keberhasilan pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar  patut diupayakan melalui berbagai cara yang tepat, tentunya oleh guru (Asher, 2008:13).   
Tujuan pembelajaran matematika di kelas VI SD, adalah, “Untuk melatih siswa berpikir sistematis (teratur), logis (masuk akal), kritis (banyak bertanya, tidak lekas percaya), kreatif (berdaya cipta), dan konsisten (taat aturan). Hal ini dilakukan, antara lain melalui pelatihan penambahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian bilangan”(Fajariyah dan Triratnawati, 2008:6).         
Sementara itu berkaitan dengan kegiatan pembelajaran adalah hasil belajar, hasil belajar itu dapat dipahami sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia melaksanakan pengalaman belajarnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar tersebut dapat dibagi menjadi dua  bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor biologis dan faktor fsikologis.Sementara faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat.
           Faktor-faktor di atas akan menjadi patokan guna mengukur tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan materi ajar tertentu, termasuk di dalamnya adalah perkalian. Khusus untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran matematika maka hasil belajar tersebut adalah Hasil belajar siswa terhadap materi ajar perkalian, dinilai sangat penting, karena perkalian mendasari beberapa konsep matematika lain. Hal ini sebagaimana ditegaskan Sumarno dan Sukahar (dalam Khotimah dkk., 2010:85), bahwa ‘Perkalian adalah penjumlahan berulang. Perkalian mendasari beberapa konsep matematika lain. Perkalian dibutuhkan untuk memecahkan persoalan berhitung dalam kehidupan sehari-hari’.
Untuk mengetahui sudah sampai sejauh mana tingkat hasil belajar perkalian pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari maka dilakukan evaluasi.Untuk kemudian data evaluasi masing-masing siswa dinilai dengan menggunakan ketentuan yang berlaku, yaitu Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap kompetensi dasar mata pelajaran matematika yang berlaku di sekolah. Hasilnya menunjukkan tujuh puluh lima persen (75%)siswa tingkat hasil belajarnya terhadap materi ajar perkalian masih kurang. Rata-rata nilai yang diperoleh mereka masih kurang dari nilai 6 (hasil evaluasi guru kelas VI SD Negeri Leuwinangung, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya).
          Bertolak dari kenyataan di atas, penulis merasa perlu meneliti permasalahan yang muncul agar siswa mampu menggunakan dasar perkalian, seperti: Pembagian, Kelipatan Persekutuan Terkecil, Faktor Persekutuan Terbesar, Penyederhanaan Pemecahan, Konversi Pemecahan, Soal Cerita Perkalian, dan lain-lain.
Timbulnya masalah yang tidak diharapkan itu sebagai akibat keterbatasan kemampuan merekauntuk dididik dalam memahami pelajaran. Akibat lain, sangat mungkin hal ini dikarenakan guru kurang mampu mengelola pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi mereka. Sehingga, wajarlah apabila kemudian mereka berlaku asal belajar dan akhirnya kurang menguasai materi ajar.
b.      Identifikasi Masalah
Dari uraian di atas, dapat diidentifikasi adanya masalah sebagai berikut.
1.      Pentingnya perkalian dikuasai oleh siswa kelas VI SD N egeri 1 Mekarsari sebagai dasar kemampuan untuk mempelajari materi ajar matematika lainnya, seperti Pembagian, Kelipatan Persekutuan Terkecil, Faktor Persekutuan Terbesar, Penyederhanaan Pemecahan, Konversi Pemecahan, Soal Cerita Perkalian, dan lain-lain.
2.      Hampir setiap saat pada kebutuhan sehari-hari siswa dihadapkan pada persoalan yang berkaitan dengan perkalian. Pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari konsep ini belum sepenuhnya dikuasai, sehingga dapat menghambat hasil belajar konsep matematika selanjutnya.
3.      Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran perkalian menunjukkan tujuh puluh lima persen (75%) siswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari belum berhasil yang ditunjukkan oleh rata-rata perolehan nilai mereka kurang dari 6.Fakta yang dapat disertakan untuk memperkuat kondisi tersebut, pada tabel berikut ini disertakan nilai hasil evaluasi masing-masing siswa yang penulis peroleh dari guru yang mengajarinya.

4.      Agar kemampuan siswasiswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari mengalami peningkatan dalam menguasai materi ajar perkalian, diperlukan  upaya yang tepat, salah satunya melalui metode KUMON.
5.      Guru belum menemukan metode yang tepat guna membelajarkan siswa agar lebih mudah mempelajari materi ajar perkalian.

c.       Rumusan Masalah    
Bertolak dari batasan masalah di atas, pokok masalah dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan secara lebih spesifik menjadi sebagai berikut.
1.      Bagaimanakah perencanaan pembelajaran mata pelajaran matematika pada pokok bahasan perkalian berdasarkan variasi metode KUMON yang diupayakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari?
2.      Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran matematika pokok bahasan perkalian berdasarkan variasi metode KUMON untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari?
3.      Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari dalam mata pelajaran matematika pada pokok bahasan perkalian setelah menggunakan  metode KUMON?

d.      Cara Pemecahan Masalah
        Untuk mengatasi kesulitan siswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari dalam menguasai mata pelajaran matematika pada pokok bahasan perkalian, guru akan mengupayakan jalan keluarnya melalui proses belajar yang berorientasi pada variasi metode KUMON yang dikembangkan oleh Torru KUMON dari Jepang. Keistimewaan dari variasi metode KUMON adalah bimbingan perseorangan sesuai kemampuan masing- masing siswa, bahan pelajaran disusun secara efektif, sistematis, dan step by step.Siswa dilatih memahami dan mengerjakan soal dengan kemampuannya sendiri untuk membentuk kemandirian.Besar harapan melalui upaya ini hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari pada mata pelajaran matematika materi ajar perkalian, meningkat.

E.     Kajian Pustaka
a.      Metode Kumon
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran berdasarkan matode kumon, antara lain:
1.      Pusat kegiatan belajar mengajar adalah peserta didik yang aktif.
2.      Pembelajaran dimulai dari yang sudah diketahui dan dipahami peserta didik.
3.      Bangkitkan motivasi belajar peserta didik dengan membuat materi pelajaran sebagai hal yang menarik dan berguna bagi kehidupannya.
4.      Guru harus segera mengenali materi pelajaran dan metode pembelajaran yang membuat peserta didik bosan. Ini harus segera ditanggulangi.
5.      Siswa harus selalu aktif selama pembelajaran.     
6.      Proses aktif ini tidak terjadi melalui transmisi, tapi melalui interpretasi.
7.      Interpretasi selalu dipengaruhi oleh pengetahuan sebelumnya.
8.      Interpretasi dibangun oleh metode instruksi yang memungkinkan negosiasi pemikiran (bertukar pikiran), melalui diskusi, tanya jawab, dan sebagainya.
9.      Tanya jawab didorong oleh kegiatan inkuiri (ingin tahu) para siswa. Jadi kalau  siswa tidak bertanya/tidak bicara berarti dia tidak belajar secara optimal.
10.  Kegiatan belajar mengajar tidak hanya merupakan suatu proses pengalihan pengetahuan, tapi juga pengalihan keterampilan dan kemampuan.
Langkah-langkah yang harus selalu diupayakan dalam rangka itu sebagai berikut. Pertama, tahap pemanasan-apersepsi selama lebih kurang 5 s.d. 10 menit, dengan langkah-langkah berikut: (1) pelajaran dimulai dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami peserta didik; (2) motivasi peserta didik dengan bahan ajar yang menarik dan berguna baginya; (3) peserta didik didorong agar tertraik untuk mengetahui hal-hal yang baru. Kedua, tahapan eksplorasi selama lebih kurang 25 s.d. 30 menit, dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) materi/keterampilan baru diperkenalkan; (2) libatkan siswa secara aktif dalam problemsolving; (3) letakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi ajar yang baru dengan berbagai aspek kehidupan di dalam lingkungan; dan (4) cari metodologi yang paling tepat sehingga materi ajar dapat terproses menjadi bagian dari pengetahuan peserta didik. Ketiga, tahapan konsolidasi pembelajaran, dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) melibatkan peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi ajaran baru; (2) libatkan siswa secara aktif dalam problem solving; (3) letakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi ajar yang baru dengan berbagai aspek kegiatan/kehidupan di dalam lingkungan; dan (4) cari metodologi yang paling tepat sehingga materi ajar dapat terproses menjadi bagian dari pengetahuan peserta didik.  Keempat, tahapan pembentukan sikap dan perilaku selama lebih kurang 10 menit, dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) peserta didik didorong untuk menerapkan konsep/pengertian yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari; (2) peserta didik membangun sikap dan perilaku baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang dipelajari; dan (3) cari metodologi yang paling tepat agar terjadi perubahan pada sikap dan perilaku peserta didik. Kelima, tahap penilaian formatif selama lebih kurang 10 menit, dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik; (2) gunakan hasil penilaian tersebut untuk melihat kelemahan atau kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru; dan  (3) cari metodologi yang paling tepat yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
F.     Metodologi Penelitian
a.      Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas tentang upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ajar perkalian melalui variasi metode KUMONini dilaksanakan siswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.
b. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini berlangsung pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, tahun pelajaran 2011/2012. Penetapan waktu tersebut mengacu pada kalender akademik sekolah.
c.  Siklus PTK
          Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam tiga siklus yang diupayakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam materi ajar perkalian. Namun, apabila selama dalam tiga siklus tersebut masih terdapat siswa yang belum mengalami peningkatan hasil belajar yang diharapkan, ada kemungkinan berlanjut pada siklus berikutnya hingga seluruh siswa dinyatakan menguasai materi ajar perkalian.
d.      Rencana Tindakan
Rencana tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi perkalian melalui variasi metode KUMON akan ditempuh dalam tiga siklus. Dalam setiap siklus tindakan menempuh tahapan berikut: (1) merencanakan tindakan (planning); (2) melaksanakan tindakan (acting); (3) mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observing and evaluating); dan (4) melakukan refleksi (reflecting).
Secara sederhana, tahapan-tahapan dalam setiap siklus PTK seperti telah dijelaskan di atas, divisualisasikan Kemmis dan Taggart (dalam Hermawan, 2009:8) sebagai berikut.
G. Hasil Penelitian dan Pembahasan
         Hasil perubahan dalam peningkatan pemahaman, aktivitas, dan pengembangan pembelajaran adalah sebagai berikut
Grafik 4  Peningkatan Pemahaman Siswa

Hasil perubahan peningkatan pemahaman siswa dapat dilihat pada grafik 4, yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
1)      Nilai rata-rata keberhasilan dalam pembelajaran pokok bahasan perkalian dengan menggunakan variasi metode KUMON berorientasi konstruktivisme dari siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 menunjukkan peningkatan, yaitu peningkatan pemahaman siswa yang disebabkan oleh mutu tindakan.
2)      Nilai keaktifan dalam unjuk kerja dari siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 menunjukkan peningkatan, yaitu peningkatan pemahaman siswa yang mencerminkan ketersediaan waktu belajar tercapai, serta ketuntasan belajar.
Grafik 5
Hasil Peningkatan Aktivitas Siswa

Hasil perubahan meningkatkan aktivitas unjuk kerja, dapat dilihat pada grafik 5, yang menunjukkan sebagai berikut.
1)      Nilai rata-rata keberhasilan dalam pembelajaran pokok bahasan perkalian dengan menggunakan variasi metode KUMON berorientasi konstruktivisme dari siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 menunjukkan peningkatan, yaitu peningkatan pemahaman siswa yang disebabkan oleh mutu tindakan.
2)      Nilai keaktifan dalam unjuk kerja dari siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 menunjukkan peningkatan, yaitu peningkatan pemahaman siswa yang mencerminkan ketersediaan waktu belajar tercapai, serta ketuntasan belajar.









Grafik 6
Hasil Perubahan Pengembangan Pembelajaran

Hasil perubahan pengembangan pembelajaran dapat dilihat pada grafik 6, yang menunjukkan sebagai berikut.
1)      Nilai pengamatan kemampuan dan fasilitas dari siklus 1, siklus 2, dan siklus 3, menyatakan rata-rata dengan kategori baik, berarti ada perubahan pengembangan pembelajaran.
2)      Nilai dari hasil pengamatan fasilitas pembelajaran dari siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 rata-rata dengan kategori sangat tinggi, berarti adanya daya tarik dalam pembelajaran.
3)      Nilai pengamatan strategi pengajaran dan keefektifan rata-rata dengan kategori sangat tinggi, berarti adanya perencanaan strategi pengajaran yang baik dapat berakibat pada efisiensi waktu/ketersediaan waktu.
4)      Hasil belajar tuntas, seiring meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi ajar.

H.    Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap penggunaan variasi metode KUMON berorientasi konstruktivisme dalam pembelajaran perkalian, dapat diambil simpulan sebagai berikut.
1.      Perencanaan pembelajaran mata pelajaran matematika pada pokok bahasan perkalian berdasarkan variasi metode KUMON yang diupayakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari baik pada siklus 1, siklus 2, maupun siklus 3 terdiri atas komponen berikut: (1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) indikator hasil belajar, (4) tujuan pembelajaran, (5) materi pokok, (6) kegiatan belajar mengajar, (7) alat dan sumber belajar, dan (8) penilaian.
2.      Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran matematika pokok bahasan perkalian berdasarkan variasi metode KUMON untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari baik pada siklus 1, siklus 2, maupun siklus 3 menempuh langkah-langkah berikut: (1) guru menjelaskan kerangka isi materi ajar dan langkah-langkah belajar yang harus ditempuh oleh siswa dalam rangka mencapai tujuan, (2) guru menjelaskan materi ajar perkalian sesuai dengan kerangka isi materi pokok yang telah direncanakan, (3) guru membimbing siswa saat memahami materi ajar, (4) guru menilai hasil unjuk kerja siswa yang menunjukkan tarap pemahamannya terhadap materi ajar, (5) guru memberikan tindak lanjut, (6) guru bertanya jawab dengan siswa sehubungan dengan materi ajar yang telah dipelajari, dan (7) guru memberikan bahan penugasan untuk diselesaikan di rumah secara individu dan menutup kegiatan pembelajaran.
3.      Ada peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari dalam mata pelajaran matematika pada pokok bahasan perkaliansetelah menggunakan variasi metode KUMON.


I.       Daftar Pustaka
Amat, Mukadis. 2006. Pengorganisasian Isi Pembelajaran Tipe Prosedural. Malang: Universitas Negeri Malang.
Arikunto, Suharsimi. 2005.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arief, Aminudin. 1989. Dinamika Kegiatan dalam Strategi Belajar Mengajar. Malang: LSW.
Dengeng, I Nyoman Sudana. 2000. Peran Teknologi Pembelajaran di Era Kesemrawutan Global, Makalah Seminar Nasional Teknologi Pendidikan. Jakarta: Forum Komunikasi Mahasiswa Pascasarjana Teknologi Pendidikan UNJ.
……………………………….,1989. Ilmu Pembelajaran Taksonomi Variabel. Jakarta:Depdikbud, Dirjen Dikti: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tinggi.
……………………………….,1988. Pengorganisasian Pengajaran Berdasarkan Teori Elaborasi dan Pengaruhnya terhadap Perolehan Belajar Informasi Verbal dan Konsep. Disertasi untuk Memperoleh Gelar Doktor di Bidang Teknologi Pengajaran. Malang:FPS IKIP Malang.
Dimyati, M. 1989. Landasan Kependidikan. Jakarta:Dirjen Dikti Depdikbud RI.
Dimyati, M. dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta.
Gagne, R. M. 1986. The Condition of Learning. New York: Holt, Rinehart and  Winston.
Gagne, R.M & Briggs, J.L. 1988. Principles of  Instuctional Technology Second Edition. New York: Holt, Rinehart and  Winston.
Herawati, Susilo. 2006. Pelaporan Penelitian Tindakan Kelas. Malang: LSW.
Hermawan, Asep. 2007. Strategi Belajar Mengajar Berorientasi Contextual Teaching and Learning. Ciamis: Universitas Galuh Press.
Lemlit, U.M. 2006.Pedoman Penyusunan Proposal dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas. Malang: LPUNM.
Millis, Jamie D. 2005. Teaching The Mixed Model Design. www. Findarticles.com/p/articles/ml.qa3673/2005ai-nl3633258.
Saifudin, Anwar. 1998. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yagyakarta: Liberty.
Sa’dun, Akbar. 2006. Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Suhadi, Ibnu. 2006. Dinamika Pembelajaran Berorientasi Konstruktivisme. Jakarta: Rineka Cipta.
Uno, B. Hamzah. 2007. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta:Bumi Aksara.
Winkel, WS. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar