A. Judul
UPAYA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM METERI PERKALIAN PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA MELALUI VARIASI METODE KUMON (PTK di Kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis)
B.
Nama Penulis
Okoy
Koyum, S.Pd. SD
C.
Abstrak dan Kata
Kunci
ABSTRAK
Kata Kunci: KBM Perkalian,
Hasil Belajar Siswa, dan Variasi Metode Kumon
Penelitian yang berfokus pada upaya guru
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran perkalian dengan
menggunakan variasi metode Kumon ini dilakukan dalam rangka memperbaiki kinerja
guru dan siswa secara inovatif dan kolaboratif.Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa yang sebelumnya diketahui
kurang memenuhi harapan pembelajaran. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa
kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis Tahun
Ajaran 2011/2012, yang berjumlah 16 orang.Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Februari 2011.Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan
penelitian tindakan yang alurnya, yaitu membuat perencanaan tindakan,
melaksanakan tindakan dalam pembelajaran, mengobservasi tindakan, dan
merefleksi tindakan.Hasil refleksi tersebut digunakan untuk mengambil
keputusan.Adapun data penelitian berupa catatan lapangan, catatan hasil
pengamatan, dokumentasi perencanaan, dan hasil menulis.Instrumen pengumpulannya
adalah pedoman observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data
dengan teknik kualitatif model mengalir, meliputi tahap reduksi data, pemaparan
data, verifikasi, dan penyimpulan data. Untuk menguji keabsahan data dilakukan
pengecekatan ulang (triangulasi)
dengan kolabolator dan siswa.Setelah
menyelesaikan penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan sebagai
berikut.Variasi metode Kumon dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak,
Kabupaten Ciamis Tahun Ajaran 2011/2012 dalam pembelajaran matematika
tentang perkalian.Hal ini dapat diketahui dari peningkatan hasil belajar siswa
yang terjadi dalam setiap siklus PTK.
D.
Pendahuluan
a.
Latar Belakang
Masalah
Keberhasilan pembelajaran matematika
pada jenjang pendidikan dasar, khususnya di Sekolah Dasarakan menjadi faktor
penentu keberhasilan pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan
berikutnya. Hal ini dapat dimaklumi, tentunya dengan berbagai alasan yang
normatif, terutama karena pada jenjang pendidikan dasar ini siswa dibekali
dengan berbagai kemampuan dasar matematika, seperti yang telah ditetapkan dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekolah dasar khususnya untuk Mata
Pelajaran Matematika di masing-masing kelas. Tanpa memiliki kemampuan yang
sangat mendasar ini, tidak mungkin mampu menguasai kemampuan selanjutnya. Itu
sebabnya, demi keberhasilan pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan
dasar patut diupayakan melalui berbagai
cara yang tepat, tentunya oleh guru (Asher, 2008:13).
Tujuan
pembelajaran matematika di kelas VI SD, adalah, “Untuk melatih siswa berpikir
sistematis (teratur), logis (masuk akal), kritis (banyak bertanya, tidak lekas
percaya), kreatif (berdaya cipta), dan konsisten (taat aturan). Hal ini
dilakukan, antara lain melalui pelatihan penambahan, pengurangan, pembagian,
dan perkalian bilangan”(Fajariyah dan Triratnawati, 2008:6).
Sementara itu berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran adalah hasil belajar, hasil belajar itu dapat dipahami sebagai
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia melaksanakan pengalaman
belajarnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar
tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian
besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor
biologis dan faktor fsikologis.Sementara faktor eksternal yaitu lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat.
Faktor-faktor di atas akan menjadi
patokan guna mengukur tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran
matematika dengan materi ajar tertentu, termasuk di dalamnya adalah perkalian.
Khusus untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran matematika maka hasil
belajar tersebut adalah Hasil belajar siswa terhadap materi ajar perkalian,
dinilai sangat penting, karena perkalian mendasari beberapa konsep matematika
lain. Hal ini sebagaimana ditegaskan Sumarno dan Sukahar (dalam Khotimah dkk.,
2010:85), bahwa ‘Perkalian adalah penjumlahan berulang. Perkalian mendasari
beberapa konsep matematika lain. Perkalian dibutuhkan untuk memecahkan
persoalan berhitung dalam kehidupan sehari-hari’.
Untuk
mengetahui sudah sampai sejauh mana tingkat hasil belajar perkalian pada siswa kelas
VI SD Negeri 1 Mekarsari maka dilakukan evaluasi.Untuk kemudian data evaluasi
masing-masing siswa dinilai dengan menggunakan ketentuan yang berlaku, yaitu
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap kompetensi dasar mata pelajaran
matematika yang berlaku di sekolah. Hasilnya menunjukkan tujuh puluh lima
persen (75%)siswa tingkat hasil belajarnya terhadap materi ajar perkalian masih
kurang. Rata-rata nilai yang diperoleh mereka masih kurang dari nilai 6 (hasil
evaluasi guru kelas VI SD Negeri Leuwinangung, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten
Tasikmalaya).
Bertolak dari kenyataan di atas, penulis
merasa perlu meneliti permasalahan yang muncul agar siswa mampu menggunakan
dasar perkalian, seperti: Pembagian, Kelipatan Persekutuan Terkecil, Faktor
Persekutuan Terbesar, Penyederhanaan Pemecahan, Konversi Pemecahan, Soal Cerita
Perkalian, dan lain-lain.
Timbulnya
masalah yang tidak diharapkan itu sebagai akibat keterbatasan kemampuan merekauntuk
dididik dalam memahami pelajaran. Akibat lain, sangat mungkin hal ini
dikarenakan guru kurang mampu mengelola pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan bagi mereka. Sehingga, wajarlah apabila kemudian mereka berlaku
asal belajar dan akhirnya kurang menguasai materi ajar.
b.
Identifikasi
Masalah
Dari
uraian di atas, dapat diidentifikasi adanya masalah sebagai berikut.
1.
Pentingnya
perkalian dikuasai oleh siswa kelas VI SD N egeri 1 Mekarsari sebagai dasar
kemampuan untuk mempelajari materi ajar matematika lainnya, seperti Pembagian,
Kelipatan Persekutuan Terkecil, Faktor Persekutuan Terbesar, Penyederhanaan
Pemecahan, Konversi Pemecahan, Soal Cerita Perkalian, dan lain-lain.
2.
Hampir
setiap saat pada kebutuhan sehari-hari siswa dihadapkan pada persoalan yang
berkaitan dengan perkalian. Pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari konsep
ini belum sepenuhnya dikuasai, sehingga dapat menghambat hasil belajar konsep
matematika selanjutnya.
3.
Berdasarkan
hasil evaluasi pembelajaran perkalian menunjukkan tujuh puluh lima persen (75%)
siswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari belum berhasil yang ditunjukkan oleh
rata-rata perolehan nilai mereka kurang dari 6.Fakta yang dapat disertakan untuk
memperkuat kondisi tersebut, pada tabel berikut ini disertakan nilai hasil
evaluasi masing-masing siswa yang penulis peroleh dari guru yang mengajarinya.
4.
Agar
kemampuan siswasiswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari mengalami peningkatan dalam
menguasai materi ajar perkalian, diperlukan
upaya yang tepat, salah satunya melalui metode KUMON.
5.
Guru
belum menemukan metode yang tepat guna membelajarkan siswa agar lebih mudah
mempelajari materi ajar perkalian.
c. Rumusan Masalah
Bertolak
dari batasan masalah di atas, pokok masalah dalam penelitian tindakan kelas ini
dapat dirumuskan secara lebih spesifik menjadi sebagai berikut.
1.
Bagaimanakah
perencanaan pembelajaran mata pelajaran matematika pada pokok bahasan perkalian
berdasarkan variasi metode KUMON yang diupayakan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari?
2.
Bagaimanakah
pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran matematika pokok bahasan perkalian
berdasarkan variasi metode KUMON untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VI SD Negeri 1 Mekarsari?
3.
Bagaimanakah
peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari dalam mata
pelajaran matematika pada pokok bahasan perkalian setelah menggunakan metode KUMON?
d.
Cara Pemecahan
Masalah
Untuk mengatasi kesulitan siswa kelas
VI SD Negeri 1 Mekarsari dalam menguasai mata pelajaran matematika pada pokok
bahasan perkalian, guru akan mengupayakan jalan keluarnya melalui proses
belajar yang berorientasi pada variasi metode KUMON yang dikembangkan oleh
Torru KUMON dari Jepang. Keistimewaan dari variasi metode KUMON adalah
bimbingan perseorangan sesuai kemampuan masing- masing siswa, bahan pelajaran
disusun secara efektif, sistematis, dan step
by step.Siswa dilatih memahami dan mengerjakan soal dengan kemampuannya
sendiri untuk membentuk kemandirian.Besar harapan melalui upaya ini hasil
belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari pada mata pelajaran matematika
materi ajar perkalian, meningkat.
E.
Kajian Pustaka
a.
Metode Kumon
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pembelajaran berdasarkan matode kumon, antara lain:
1.
Pusat kegiatan
belajar mengajar adalah peserta didik yang aktif.
2.
Pembelajaran
dimulai dari yang sudah diketahui dan dipahami peserta didik.
3.
Bangkitkan
motivasi belajar peserta didik dengan membuat materi pelajaran sebagai hal yang
menarik dan berguna bagi kehidupannya.
4.
Guru harus
segera mengenali materi pelajaran dan metode pembelajaran yang membuat peserta
didik bosan. Ini harus segera ditanggulangi.
5.
Siswa harus
selalu aktif selama pembelajaran.
6.
Proses aktif ini
tidak terjadi melalui transmisi, tapi melalui interpretasi.
7.
Interpretasi
selalu dipengaruhi oleh pengetahuan sebelumnya.
8.
Interpretasi
dibangun oleh metode instruksi yang memungkinkan negosiasi pemikiran (bertukar
pikiran), melalui diskusi, tanya jawab, dan sebagainya.
9.
Tanya jawab
didorong oleh kegiatan inkuiri (ingin tahu) para siswa. Jadi kalau siswa tidak bertanya/tidak bicara berarti dia
tidak belajar secara optimal.
10. Kegiatan belajar mengajar tidak hanya merupakan suatu
proses pengalihan pengetahuan, tapi juga pengalihan keterampilan dan kemampuan.
Langkah-langkah yang harus selalu diupayakan dalam
rangka itu sebagai berikut. Pertama, tahap pemanasan-apersepsi
selama lebih kurang 5 s.d. 10 menit, dengan langkah-langkah berikut: (1)
pelajaran dimulai dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami peserta didik; (2)
motivasi peserta didik dengan bahan ajar yang menarik dan berguna baginya; (3)
peserta didik didorong agar tertraik untuk mengetahui hal-hal yang baru. Kedua,
tahapan eksplorasi selama lebih kurang 25 s.d. 30 menit, dengan langkah-langkah
sebagai berikut: (1) materi/keterampilan baru diperkenalkan; (2) libatkan siswa
secara aktif dalam problemsolving;
(3) letakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi ajar
yang baru dengan berbagai aspek kehidupan di dalam lingkungan; dan (4) cari
metodologi yang paling tepat sehingga materi ajar dapat terproses menjadi
bagian dari pengetahuan peserta didik. Ketiga, tahapan konsolidasi pembelajaran,
dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) melibatkan peserta didik secara
aktif dalam menafsirkan dan memahami materi ajaran baru; (2) libatkan siswa
secara aktif dalam problem solving;
(3) letakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi ajar
yang baru dengan berbagai aspek kegiatan/kehidupan di dalam lingkungan; dan (4)
cari metodologi yang paling tepat sehingga materi ajar dapat terproses menjadi
bagian dari pengetahuan peserta didik. Keempat,
tahapan pembentukan sikap dan perilaku selama lebih kurang 10 menit, dengan
langkah-langkah sebagai berikut: (1) peserta didik didorong untuk menerapkan
konsep/pengertian yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari; (2) peserta
didik membangun sikap dan perilaku baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan
pengertian yang dipelajari; dan (3) cari metodologi yang paling tepat agar
terjadi perubahan pada sikap dan perilaku peserta didik. Kelima, tahap penilaian
formatif selama lebih kurang 10 menit, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik; (2)
gunakan hasil penilaian tersebut untuk melihat kelemahan atau kekurangan
peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru; dan (3) cari metodologi yang paling tepat yang
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
F.
Metodologi
Penelitian
a.
Tempat Penelitian
Penelitian
tindakan kelas tentang upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ajar
perkalian melalui variasi metode KUMONini dilaksanakan siswa kelas VI
SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.
b. Waktu
Penelitian
Pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini berlangsung pada bulan Februari sampai dengan
bulan Maret 2011, tahun pelajaran 2011/2012. Penetapan waktu
tersebut mengacu pada kalender akademik sekolah.
c. Siklus PTK
Penelitian tindakan
kelas ini direncanakan dalam tiga siklus yang diupayakan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa dalam materi ajar perkalian. Namun, apabila
selama dalam tiga siklus tersebut masih terdapat siswa yang belum mengalami
peningkatan hasil belajar yang diharapkan, ada kemungkinan berlanjut pada
siklus berikutnya hingga seluruh siswa dinyatakan menguasai materi ajar
perkalian.
d.
Rencana Tindakan
Rencana tindakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi perkalian melalui variasi metode
KUMON akan ditempuh dalam tiga siklus. Dalam setiap siklus
tindakan menempuh tahapan berikut: (1) merencanakan tindakan (planning); (2) melaksanakan tindakan (acting); (3) mengobservasi dan
mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observing
and evaluating); dan (4) melakukan refleksi (reflecting).
Secara
sederhana, tahapan-tahapan dalam setiap siklus PTK seperti telah dijelaskan di
atas, divisualisasikan Kemmis
dan Taggart (dalam Hermawan, 2009:8) sebagai berikut.

G. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil perubahan dalam peningkatan
pemahaman, aktivitas, dan pengembangan pembelajaran adalah sebagai berikut
Grafik 4
Peningkatan Pemahaman Siswa

Hasil perubahan
peningkatan pemahaman siswa dapat dilihat pada grafik 4, yang dapat dijelaskan
sebagai berikut.
1)
Nilai
rata-rata keberhasilan dalam pembelajaran pokok bahasan perkalian dengan
menggunakan variasi metode KUMON berorientasi konstruktivisme dari siklus 1,
siklus 2, dan siklus 3 menunjukkan peningkatan, yaitu peningkatan pemahaman
siswa yang disebabkan oleh mutu tindakan.
2)
Nilai
keaktifan dalam unjuk kerja dari siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 menunjukkan
peningkatan, yaitu peningkatan pemahaman siswa yang mencerminkan ketersediaan
waktu belajar tercapai, serta ketuntasan belajar.
Grafik 5
Hasil
Peningkatan Aktivitas Siswa

Hasil
perubahan meningkatkan aktivitas unjuk kerja, dapat dilihat pada grafik 5, yang
menunjukkan sebagai berikut.
1)
Nilai
rata-rata keberhasilan dalam pembelajaran pokok bahasan perkalian dengan
menggunakan variasi metode KUMON berorientasi konstruktivisme dari siklus 1,
siklus 2, dan siklus 3 menunjukkan peningkatan, yaitu peningkatan pemahaman
siswa yang disebabkan oleh mutu tindakan.
2)
Nilai
keaktifan dalam unjuk kerja dari siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 menunjukkan
peningkatan, yaitu peningkatan pemahaman siswa yang mencerminkan ketersediaan
waktu belajar tercapai, serta ketuntasan belajar.
Grafik 6
Hasil Perubahan Pengembangan
Pembelajaran

Hasil
perubahan pengembangan pembelajaran dapat dilihat pada grafik 6, yang
menunjukkan sebagai berikut.
1)
Nilai
pengamatan kemampuan dan fasilitas dari siklus 1, siklus 2, dan siklus 3,
menyatakan rata-rata dengan kategori baik, berarti ada perubahan pengembangan
pembelajaran.
2)
Nilai
dari hasil pengamatan fasilitas pembelajaran dari siklus 1, siklus 2, dan
siklus 3 rata-rata dengan kategori sangat tinggi, berarti adanya daya tarik
dalam pembelajaran.
3)
Nilai
pengamatan strategi pengajaran dan keefektifan rata-rata dengan kategori sangat
tinggi, berarti adanya perencanaan strategi pengajaran yang baik dapat
berakibat pada efisiensi waktu/ketersediaan waktu.
4)
Hasil
belajar tuntas, seiring meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi ajar.
H.
Simpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan terhadap penggunaan variasi metode KUMON
berorientasi konstruktivisme dalam pembelajaran perkalian, dapat diambil
simpulan sebagai berikut.
1.
Perencanaan
pembelajaran mata pelajaran matematika pada pokok bahasan perkalian berdasarkan
variasi metode KUMON yang diupayakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VI SD Negeri 1 Mekarsari baik pada siklus 1, siklus 2, maupun siklus 3 terdiri
atas komponen berikut: (1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3)
indikator hasil belajar, (4) tujuan pembelajaran, (5) materi pokok, (6)
kegiatan belajar mengajar, (7) alat dan sumber belajar, dan (8) penilaian.
2.
Pelaksanaan
pembelajaran mata pelajaran matematika pokok bahasan perkalian berdasarkan
variasi metode KUMON untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri
1 Mekarsari baik pada siklus 1, siklus 2, maupun siklus 3 menempuh
langkah-langkah berikut: (1) guru menjelaskan kerangka isi materi ajar dan
langkah-langkah belajar yang harus ditempuh oleh siswa dalam rangka mencapai
tujuan, (2) guru menjelaskan materi ajar perkalian sesuai dengan kerangka isi
materi pokok yang telah direncanakan, (3) guru membimbing siswa saat memahami
materi ajar, (4) guru menilai hasil unjuk kerja siswa yang menunjukkan tarap
pemahamannya terhadap materi ajar, (5) guru memberikan tindak lanjut, (6) guru
bertanya jawab dengan siswa sehubungan dengan materi ajar yang telah dipelajari,
dan (7) guru memberikan bahan penugasan untuk diselesaikan di rumah secara
individu dan menutup kegiatan pembelajaran.
3.
Ada
peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Mekarsari dalam mata
pelajaran matematika pada pokok bahasan perkaliansetelah menggunakan variasi
metode KUMON.
I.
Daftar Pustaka
Amat, Mukadis. 2006. Pengorganisasian Isi Pembelajaran
Tipe Prosedural. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Arikunto, Suharsimi. 2005.Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara.
Arief, Aminudin.
1989. Dinamika Kegiatan dalam Strategi Belajar Mengajar. Malang: LSW.
Dengeng, I
Nyoman Sudana. 2000. Peran Teknologi Pembelajaran di Era
Kesemrawutan Global, Makalah Seminar Nasional Teknologi Pendidikan.
Jakarta: Forum Komunikasi Mahasiswa Pascasarjana Teknologi Pendidikan UNJ.
……………………………….,1989.
Ilmu
Pembelajaran Taksonomi Variabel. Jakarta:Depdikbud, Dirjen Dikti:
Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tinggi.
……………………………….,1988.
Pengorganisasian
Pengajaran Berdasarkan Teori Elaborasi dan Pengaruhnya terhadap Perolehan
Belajar Informasi Verbal dan Konsep. Disertasi untuk Memperoleh Gelar
Doktor di Bidang Teknologi Pengajaran. Malang:FPS IKIP Malang.
Dimyati, M.
1989. Landasan Kependidikan. Jakarta:Dirjen Dikti Depdikbud RI.
Dimyati, M. dan
Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta.
Gagne, R. M. 1986. The Condition of Learning.
New York: Holt, Rinehart and Winston.
Gagne, R.M &
Briggs, J.L. 1988. Principles of
Instuctional Technology Second Edition. New York:
Holt, Rinehart and Winston.
Herawati, Susilo. 2006. Pelaporan Penelitian Tindakan
Kelas. Malang: LSW.
Hermawan, Asep. 2007. Strategi Belajar Mengajar
Berorientasi Contextual Teaching and Learning. Ciamis: Universitas
Galuh Press.
Lemlit, U.M. 2006.Pedoman Penyusunan Proposal dan
Laporan Penelitian Tindakan Kelas. Malang: LPUNM.
Millis, Jamie D. 2005. Teaching The Mixed Model Design.
www. Findarticles.com/p/articles/ml.qa3673/2005ai-nl3633258.
Saifudin, Anwar.
1998. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yagyakarta: Liberty.
Sa’dun, Akbar. 2006. Penyusunan
Proposal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Suhadi, Ibnu. 2006. Dinamika Pembelajaran
Berorientasi Konstruktivisme. Jakarta: Rineka Cipta.
Uno, B. Hamzah. 2007. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses
Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta:Bumi Aksara.
Winkel, WS.
1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar